Setelah pada dua artikel sebelumnya kami membahas tentang definisi micro-influencer marketing & kekuatannya dan 5 kelebihan yang dimiliki micro-influencer, kali ini kami ingin mengajak Anda untuk mengenal atau mempelajari lebih jauh tentang siapa sajakah pengguna media sosial yang bisa dikatakan sebagai micro-influencer.
Pada artikel sebelumnya kami menekankan bahwa tidak ada definisi khusus yang disepakati untuk menjadi seorang micro-influencer, sehingga kami mengambil contoh dari berbagai konsentrasi micro-influencer, dan dari berbagai jumlah pengikut.
Lalu pertanyaannya kembali adalah: siapa sajakah micro-influencer itu? Mereka adalah pengguna media sosial—sering kali bloger—yang bekerja atau membagikan jenis informasi tertentu yang spesifik kepada pembaca atau pengikutnya. Anda pastinya kenal paling tidak satu micro-influencer atau membaca blog atau mungkin keduanya jika Anda aktif di media sosial. Lihatlah dari berbagai industri.
Kania Dachlan
Meidina Suci Kania atau dikenal dengan nama Kania Dachlan adalah micro-influencer yang fokus di bidang kecantikan. Setiap waktu ia membagikan berbagai produk kecantikan baik yang didapatkannya dengan membeli sendiri maupun diberikan secara cuma-cuma oleh brand yang bekerja sama dengannya.
Ia sudah sering menjadi pembicara di berbagai acara bertema kecantikan sehingga bekerja sama dengan brand sudah menjadi hal biasa baginya. Tapi, tahukah bahwa Kania Dachlan memiliki pengikut kurang dari 4.000 di Instagram? Ya, itu benar. Dan itulah yang kami maksud dengan: jumlah pengikut tidak menjadi masalah selama influencer mampu memengaruhi pengikutnya dan menarik audiens yang benar-benar tepat sasaran.
Putu Aditya Nugraha
Ia adalah micro-influencer dengan pengikut sebanyak 11.3k di Instagram. Ia mengunggah hasil karya fotografinya di sana beserta beberapa jenis karya lain seperti ulasan produk gadget, film pendek, cuplikan video YouTube-nya, dan lain sebagainya. Ia bekerja sama menciptakan konten video bersama brand besar seperti Go-Jek dan Traveloka.
Uni Dzalika
Ia berfokus pada dua bidang: kecantikan dan fesyen. Uni Dzalika yang memiliki pengikut kurang dari 4.000 orang di Instagram telah bekerja sama dengan banyak brand ternama dan ikut di berbagai acara. Sebut saja beberapa brand tersebut seperti Telkomsel, Bank Mandiri, Maxx, hingga Sinarmas.
Dengan fokus pembahasan yang lebih spesifik, Uni mampu menemukan audiens loyalnya dengan cepat sehingga orang-orang datang kepadanya untuk meminta rekomendasi. Dan orang-orang ini sering kali tidak berasal dari daftar pengikutnya.
Pungky Prayitno
Berawal dari menceritakan kisah hidupnya bersama suami dan anaknya, cerita-cerita Pungky Prayitno kemudian menyebar luas dan menjadi viral. Tidak sedikit orang yang termotivasi dari kisahnya yang luar biasa untuk bertahan hidup. Seiring berjalannya waktu, Pungky yang juga adalah seorang bloger aktif kemudian bertemu dengan brand-brand ternama yang mengajaknya bekerja sama. Salah satu yang mungkin akan terlintas di kepala para pengikutnya ketika namanya disebut adalah ASUS Indonesia.
Stella Lee
Dari awal, ia sudah menargetkan pasar untuk konten yang akan dibuatnya. Bagi Lee, jumlah pengikut tidaklah menjadi masalah sepanjang konten yang dibuatnya tepat sasaran. Banyak tapi tidak tepat sasaran juga tidak ada gunanya, sama saja dengan membuang-buang peluru.
Tetapi Lee tidak melakukannya karena materi.
“Kalau pun 10 tahun lagi beauty blogging sudah enggak jadi tren lagi, saya mungkin akan tetap melakukannya. Karena semua harus sesuai passion dan interest saya.” – Stella Lee.
Stella Lee bekerja sama dengan banyak brand kecantikan seperti Fimela, Wolipop, Beautynesia, dan lain sebagainya.
Give your Opinions