Lanskap Social Commerce di Era Digital

Para pemain di ranah social commerce

Dikarenakan media sosial dan e-commerce menjadi semakin populer, pengguna kini mencari cara belanja yang lebih cepat dan lebih efisien melalui iklan dan postingan jualan.

Bagi brand yang ingin menjelajah lebih jauh ke dalam e-commerce tradisional dan pemasaran media sosial, social commerce adalah langkah yang sebaiknya dipertimbangkan. Sekarang sudah banyak platform sosial yang mulai memasukkan elemen social commerce pada bagian antarmukanya untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan pengguna.

Secara khusus, aplikasi media sosial Cina mendominasi pasar social commerce.

Little Red Book

Xiaohongshu, atau dikenal juga dengan Little Red Book atau RED, mulai berdiri sebagai platform sharing gaya hidup dan sejak saat itu berkembang menjadi salah satu aplikasi social commerce yang pertumbuhannya paling cepat di Cina.

Red didesain untuk membantu konsumen menemukan dan membeli produk sekaligus sebagai tempat untuk berbagi rekomendasi dan tips, dan terutama didukung oleh konten buatan pengguna (user-generated content). Pengguna biasanya menggunakan Little Red Book untuk melihat atau membaca ulasan yang mendalam tentang sebuah produk atau melihat tutorial how-to yang dibuat oleh anggota lain di dalam komunitas.

Baca Juga: Alasan Social Commerce Adalah Masa Depan Perdagangan

Para pengguna juga dapat menyimpan postingan, berinteraksi dengan postingan dan pengguna lain, membuat konten mereka sendiri, terkoneksi dengan brand, dan membeli item yang mereka sukai tanpa harus meninggalkan aplikasi dan masuk ke aplikasi lain—seperti yang biasanya terjadi dengan postingan di akun media sosial milik e-commerce.

Weibo

Weibo, salah satu aplikasi microblogging di Cina, meluncurkan aplikasi sosial barunya bernama Oasis pada September 2019. Aplikasi fashion dan gaya hidup berbasis gambar ini dimaksudkan untuk bersaing dengan Little Red Book, dan beberapa tampilan dan fiturnya cukup mirip dengan Instagram.

Selain itu, Weibo juga berusaha meningkatkan kehadiran mereka di ranah social commerce dengan berinvestasi ke YMatou, sebuah cross-border aplikasi e-Commerce.

WeChat

WeChat, aplikasi paling populer untuk riset produk dan pencarian di Cina, meluncurkan Good Product Circle pada April 2019, sebuah fitur yang memungkinkan pengguna untuk merekomendasikan produk, mengakses daftar rekomendasi dari teman, dan bersosialisasi lewat antarmuka.

WeChat juga baru-baru ini merilis sebuah fitur siaran langsung untuk program mini mereka, memungkinkan pengguna untuk menyoroti produk-produk terbaru, dan berinteraksi dengan pelanggan di dalam aplikasi secara real-time. Pengguna juga dapat melakukan pembelian langsung lewat program mini di dalam WeChat tanpa harus meninggalkan aplikasi.

Douyin & TikTok

Douyin adalah nama resmi untuk pengguna TikTok di Cina. Meski secara global dikenal dengan TikTok, basis pengguna yang besar di Cina lebih mengenal aplikasi berbagi video ini dengan nama Douyin.

Platform media sosial baru seperti TikTok pun mulai menambahkan elemen social commerce ke dalam antarmuka mereka. Douyin bekerja sama dengan marketplace seperti Taobao yang memiliki fitur program mini khusus brand untuk pembelian yang memungkinkan pengguna membeli produk dan melakukan pembayaran tanpa harus meninggalkan aplikasi.

TikTok selaku Douyin versi lebih muda yang lebih fokus pada pasar internasional, juga telah menguji fungsi serupa dengan membuat shoppable challenge yang tersedia untuk brand-brand terpilih. Fitur lain seperti tautan langsung di bio atau URL produk di dalam video TikTok juga sudah mulai dilirik.

Instagram Checkout dan Facebook Shops

Dengan lebih dari satu miliar pengguna aktif pada tahun 2019 lalu, itu adalah alasan mengapa popularitas Instagram sebagai platform perdagangan sudah meledak bahkan sejak 5 tahun sebelumnya.

Instagram pertama kali memperkenalkan fitur tag pada tahun 2016, di mana pengguna bisa mengklik tag pada produk yang di-tag yang terdapat pada gambar dan mereka akan dialihkan ke halaman pembelian.

Instagram semakin memperkuat fitur social commerce mereka dengan meluncurkan fitur Checkout pada tahun 2019, memungkinkan pengguna untuk membeli produk langsung melalui aplikasi.

Baca Juga: Social Commerce: Mengubah Media Sosial jadi Penjualan

Para entrepreneur dan bisnis kecil sekarang juga sudah bisa menggunakan fitur yang baru diluncurkan Facebook yaitu Facebook Shops untuk terkoneksi dengan pelanggan. Layanan terbaru ini mampu menghubungkan bisnis dengan para pelanggannya melalui WhatsApp, Facebook Messenger, dan Instagram Direct. Pelanggan dapat menggunakan platform tersebut untuk mengajukan pertanyaan, mendapatkan bantuan, dan melacak pengiriman.

Facebook Shops juga semakin melebarkan sayap dengan memungkinkan pengguna melihat toko atau bisnis dan melakukan pembelian langsung lewat Facebook Messenger.

Google Shopping

Meski tidak termasuk sebagai platform media sosial, Google Shopping adalah salah satu peluang pertumbuhan terbesar bagi para retailer di seluruh di dunia.

Mudah diakses lewat aplikasi ponsel, situs web, atau cukup dengan melihat hasil pencarian di mesin pencari Google, platform ini juga memungkinkan pengguna untuk konsumen untuk menemukan dan membeli produk dari bermacam-macam retailer langsung lewat Google.

Kehadiran dan pasar Google Shopping di Asia memang masih tergolong rendah, tetapi kesuksesannya di pasar Barat mengindikasikan pengaruh potensial Google Shopping dalam lanskap social commerce.

Lazada dan Shopee

Raksasa marketplace Asia Tenggara yaitu Lazada dan Shoppe juga telah mulai memasukkan elemen social networking ke dalam aplikasi mereka. Keduanya disukai oleh para retailer dalam hal membuat acara siaran langsung untuk terhubung ke pelanggan mereka secara langsung—bahkan dalam melakukan penjualan juga lewat siaran langsung.

Sebagai tambahan, kedua raksasa marketplace itu juga menambahkan fitur gamification ke dalam platform mereka. Lazada memungkinkan pengguna untuk “memotong” harga dengan bantuan jaringan pertemanan, sementara Shoppe memungkinkan pengguna untuk “menangkap” item di layar dengan fitur AR atau augmented reality.

Kedua aplikasi tersebut mengikuti jejak aplikasi e-commerce yang interaktif Pinduoduo, yang mana adalah pelopor dalam social sharing dan grup belanja di dalam platform e-Commerce.

Pinduoduo menjadi pemain c-Commercer terbesar ketiga di Cina setelah Alibaba dan JD.com. Jika ini adalah indikasi yang positif, maka Lazada dan Shopee berarti berada di dalam jalur yang tepat.

Mari bekerja sama!

Tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang StarNgage, alat kami, dan layanan influencer marketing kami?

Mulai Buat Konten dan Dapatkan Hadiah

Setelah menyelesaikan kerja sama dan membagikannya dengan pengikut Anda, Anda akan dibayar melalui PayPal atau Cek - mudah, kan?

Brand Menggunakan StarNgage untuk Menemukan Micro-Influencer di Instagram

Berkonsultasilah untuk membahas bagaimana kami dapat membantu Kampanye Influencer Marketing Anda selanjutnya.

มาเริ่มสร้างสรรค์เนื้อหาที่ยอดเยี่ยมและรับรางวัล

เมื่อเนื้อหาของคุณผ่านการอนุมัติและแชร์ไปยังผู้ติดตามของคุณ คุณจะได้รับเงินผ่าน PayPal หรือเช็ค - ง่ายๆ แบบนั้นเลย!

หลายแบรนด์ต่างเลือกใช้StarNgage เพื่อค้นหา อินสตาแกรม ไมโคร-อินฟูลเอนเซอร์

ติดต่อขอคำปรึกษาเพื่อให้เราได้ช่วยแนะนำแคมเปญ ส่งเสริมการตลาดออนไลน์ของคุณผ่านกลุ่มคนที่มีอิทธิพล

Start Creating Great Content and Get Rewarded

Once you complete your endorsement and share it with your followers, you get paid via PayPal or Check - it’s that simple!

Brands use StarNgage to Find Instagram Micro-Influencers

Request a consultation to discuss how we can help your next Influencer Marketing Campaign.

Give your Opinions