Tren Influencer Marketing 2022: Tahunnya Nano & Micro-Influencer

Pernahkah Anda sedang berselancar di Instagram atau TikTok dan melihat profil seseorang yang tidak Anda kenal sama sekali tetapi pengikutnya ratusan ribu?

Atau, pernahkah Anda melihat seseorang mempromosikan sebuah brand atau produk di Instagram, lalu ketika Anda mengintip profilnya, pengikutnya bahkan kurang dari dua ribu?

Contoh tersebut adalah bukti nyata bahwa tahun ini (dan beberapa tahun mendatang) adalah tahunnya nano dan micro-influencer—sekaligus menjadi pertanda bahwa pengaruh selebritis sedang menurun.

Sebagaimana yang bisa Anda baca pada judul, tahun ini akan menjadi tahun untuk para kreator yang berada di kelas menengah ke bawah, atau dengan kata lain nano dan micro-influencer. Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Mavrck pada April 2021 lalu, sebanyak 7% brand mengindikasikan bahwa mereka mampu menghasilkan pendapatan lewat nano dan micro-influencer dengan cara meminta mereka mempromosikan produk dan layanan profesional, termasuk mengisi kelas online.

Berikut adalah daftar lengkapnya:

Kolaborasi brand: 68.1%
Marketing Afilias: 9.3%
Iklan: 7.4%
Mempromosikan layanan profesional: 7.1%
Menjual merchandise: 3.2%
Marketplace digital: 2.2%
Lainnya: 2.7%

Catatan: Layanan professional termasuk kelas, webinar, dan konsultasi, sementara Marketplace Digital mencakup Instagram Shopping, TikTok Shopping, dan layanan sejenis.

Dengan teknologi dan dunia digital yang terus maju pesat sebagaimana yang kita lihat sekarang, setiap orang (siapa pun) memiliki peluang yang sama untuk menjadi kreator jika mereka mau. Munculnya “non-influencer” menjadi makin umum di platform seperti TikTok dan platform yang memiliki fitur sejenis.

Kreator ini bisa saja guru, dokter, ibu rumah tangga, anak-anak hingga orang tua yang masih melek akan teknologi. Mereka memiliki keahlian yang belum tentu dimiliki influencer kelas atas (hal sebaliknya juga bisa berlaku), dan audiens menyukainya.

Lalu, apa yang membuat nano dan micro-influencer dipercaya?

Ada alasan penting yang mendasari mengapa nano dan micro-influencer dapat dipercaya lebih dari influencer dengan level di atasnya.

#1 Nano dan micro-influencer lebih otentik

Dalam hal ini, nano dan micro-influencer adalah mereka yang kesehariannya memang tampil apa adanya, berinteraksi dengan para pengikut yang kebanyakan adalah teman dekat dan keluarga mereka sendiri sehingga ketika mereka mempromosikan sebuah produk atau layanan, tingkat kepercayaan yang dimunculkan lebih tinggi.

Hal serupa tidak bisa berlaku begitu saja pada influencer yang berada di level macro atau mega. Mereka adalah orang-orang yang secara personal jarang berinteraksi dengan pengikut, dan untuk menjangkau mereka harus melalui manager—tidak bisa secara langsung.

#2 Menerima bayaran selain uang

Tidak semua brand atau bisnis mampu mengeluarkan uang untuk membayar influencer. Apalagi untuk influencer level macro atau mega yang memiliki harga selangit. Sebagai alternatif untuk masalah ini, nano dan micro-influencer hadir menawarkan apa yang tidak akan pernah ditawarkan oleh influencer dengan level di atasnya: menukar produk gratis dengan ulasan dan eksposur.

Tidak sedikit nano dan micro-influencer yang dengan senang hati memberikan ulasan cuma-cuma kepada brand yang memberikannya produk gratis tanpa biaya tambahan. Dan hal ini akan tetap memberikan keuntungan dari kedua sisi; brand dan influencer.

#3 Biaya relatif lebih murah

Jika pun harus mengeluarkan dana untuk membayar nano dan micro-influencer, tidak akan sebesar ketika menggunakan mega dan macro-influencer. Jika Anda bisa membayar satu mega-influencer untuk mempromosikan brand Anda, maka dana yang sama bisa membuat Anda bekerja sama dengan setidaknya 100 nano dan micro-influencer.

#4 Engagement lebih besar

Jika target dari campaign Anda adalah jangkauan, kami harus mengatakan bahwa Anda sebaiknya bekerja dengan macro dan mega-influencer. Jika perlu, selebiritis. Namun, jika objektif dari campaign Anda adalah keterlibatan atau engagement yang lebih besar, nano dan micro-influencer tidak bisa disingkirkan dari daftar.

Sebuah studi dari AdWeek menunjukkan bahwa micro-influencer memiliki tingkat engagement 60% lebih tinggi dibandingkan influencer dengan level di atasnya. Artinya, efektivitas nano dan micro-influencer dalam campaign tidak bisa dipandang sebelah mata.

#5 Audiens lebih spesifik

Mirip dengan poin pertama, nano dan micro-influencer memiliki lingkup pertemanan atau pengikut yang tidak luas, tetapi spesifik dan otentik. Artinya, jika Anda bisa memilih dengan tepat influencer yang akan Anda ajak bekerja sama, Anda bisa mengerucutkan target audiens Anda dengan lebih spesifik. Hasilnya, pengukuran hasil campaign akan lebih mudah dengan hasil yang memuaskan.

 

Akhir kisah macro, mega, dan influencer selebritis?

Tidak. Bagaimana pun, kehadiran para influencer besar tetap dibutuhkan oleh industri. Mereka pun masih memegang peranan penting hingga saat ini. Namun, kini ada nano dan micro-influencer yang hadir sebagai alternatif—terutama untuk bisnis dan usaha menengah ke bawah yang ingin tetap relevan di pasar.

Jika objektif sebuah campaign adalah untuk menyebarkan eksposur atau menjangkau audiens yang luas, influencer yang besar masih sangat efektif. Namun untuk objektif yang lain, nano dan micro-influencer adalah pilihan yang tepat.

Nano dan micro-influencer adalah masa depan marketing

Hal ini tidak hanya diamini oleh banyak pakar, tetapi juga oleh brand dan bisnis yang telah mencoba dan merasakan hasil dari bekerja sama dengan nano dan micro-influencer.

Bagi bisnis atau brand yang sudah cukup mapan, mereka akan mengawinkan antara macro atau mega-influencer dengan nano dan micro-influencer dalam setiap campaign yang mereka jalankan. Dari situ, mereka bisa membandingkan hasilnya. Dengan strategi yang tepat, cara ini akan memberikan dampak jangka pendek dan jangka panjang bagi bisnis.

Selain hal-hal yang dijelaskan di atas, ada lagi dua hal lain yang tidak kalah penting yang menjadi faktor mengapa nano dan micro-influencer adalah masa depan marketing.

• Lebih mudah dijangkau. Untuk menjangkau seorang influencer dengan level selebritis, biasanya harus melewati beberapa orang manajer—tidak bisa langsung kepada yang bersangkutan. Hal ini membuat waktu yang digunakan jadi tidak efisien. Sebaliknya, nano dan micro-influencer mengelola sendiri segala hal di media sosial sehingga kesempatan untuk bernegosiasi langsung sangat besar. Mereka juga cenderung lebih terbuka jika diajak membahas strategi.
• Menjadikannya Brand Ambassador baik untuk brand dalam jangka panjang. Tidak perlu biaya yang besar untuk menjadikan seorang nano atau micro-influencer Brand Ambassador sebuah bisnis, dan mereka akan sangat terbuka untuk hal. Terlebih lagi jika mereka sudah mengenal atau bahkan mencoba produk dan layanan dari brand tersebut.

Kesimpulan

Baik influencer pada level macro, mega, dan selebritis tetap memiliki pasarnya sendiri dan masih akan tetap relevan dalam industri. Hadirnya nano dan micro-influencer memberikan solusi tambahan bagi brand dan bisnis—terutama bagi brand dan bisnis baru, untuk meraih hati pelanggan dan konsumen secara umum.

Berinvestasi pada influencer marketing tidak selalu tentang ROI dalam waktu singkat. Orang-orang tidak perlu langsung membeli produk atau layanan yang Anda tawarkan, Anda cukup membuat mereka mengenal, mendalami, dan menyukainya terlebih dahulu. Jika sudah berhasil, mereka akan dengan senang hati melakukan pembelian tanpa dipaksa di masa depan. Dan, cara itu bisa dicapai lewat influencer marketing.