Siaran langsung yang dulunya hanya mungkin dilakukan oleh orang-orang yang bekerja di media televisi dengan peralatan serba canggih dan mahal, kini telah berubah begitu drastis dalam beberapa tahun belakangan ini.
Dimulai sejak hadirnya Periscope yang diluncurkan pada awal tahun 2015 yang lalu, pengguna media sosial lalu diberikan kemudahan untuk dapat melakukan siaran langsung di mana pun mereka ingin, hanya dengan modal ponsel pintar dan jaringan internet.
Kini, siaran langsung sudah menjadi produk wajib platform sosial. Siaran langsung seolah menjadi barang yang menjadi bagian standar dari sebuah media sosial dan pemasarannya, termasuk bagi Facebook, YouTube, Instagram, Twitter, TikTok, Twitch, dan lain sebagainya.
Facebook memperkenalkan fitur untuk siaran langsung pertama kali pada April 2016 dengan nama Facebook Live. Vadim Lavrusik adalah otak di balik fitur ini. Setelah melakukan siaran langsung, pengguna Facebook lain dapat menyaksikan tayangan ulangnya di beranda atau stori di mana pengguna mengunggah rekamannya. Untuk menggunakan LIVE pun, caranya cukup mudah dan bisa dilakukan melalui ponsel pintar langsung.
YouTube
Sebetulnya, layanan siaran langsung yang dimiliki oleh YouTube sudah hadir sejak lama, tepatnya pada November 2008. Namun, belum sepopuler sekarang karena layanan ini membutuhkan dukungan pihak ketiga yang berbayar dan tidak dapat digunakan di perangkat ponsel seperti layanan siaran langsung lainnya yang ada di media sosial populer saat ini. Namun, sekarang fitur siaran langsung di YouTube juga sudah cukup populer terutama ketika mulai banyak YouTuber gaming yang melakukan siaran langsung.
Berpindah ke tahun 2016, tepatnya pada bulan November, Instagram yang baru saja meraih angka 400 juta pengguna ketika itu akhirnya memperkenalkan Live Stories, sebuah fitur yang memungkinkan pengguna melakukan siaran langsung dengan memanfaatkan fitur Stories.
Fitur Live Stories dari Instagram ini tentu saja langsung menjadi populer karena memungkinkan pengguna untuk mengundang secara langsung penontonnya untuk ikut berpartisipasi dalam siaran langsung tersebut, dan siaran langsung bisa dilakukan langsung dari ponsel. Hasil siaran langsung pun kini dapat diunduh dan diunggah ke Feed, atau disimpan selama 24 jam sejak siaran langsung selesai—barangkali ada yang kelewatan dan ingin menonton tayangan ulangnya.
Sebagai informasi tambahan, fitur Live Stories diperkenalkan hanya berselang tiga bulan setelah fitur Instagram Stories diluncurkan. Kini dikenal dengan Instagram Live.
Sebetulnya, Twitter adalah satu-satunya media sosial populer saat ini yang tidak memiliki fitur siaran langsungnya sendiri. Namun, Twitter-lah yang menjadi pelopor kebangkitan siaran langsung di media sosial.
Pada tahun 2015, Kayvon Beykpour and Joe Bernstein mengembangkan sebuah platform siaran langsung bernama Periscope. Platform ini sudah tersedia untuk pengguna Android maupun iOS. Namun, Twitter mengambil langkah yang sangat brilian: Mereka mengakuisisi Periscope sebelum diluncurkan. Maka ketika diluncurkan, Periscope sudah dimiliki oleh Twitter dan menjadi titik balik kebangkitan Siaran Langsung hingga kini.
TikTok
Sebagai pendatang baru, tidak ada alasan bagi TikTok untuk tidak menyertakan fitur siaran langsung ke dalam platformnya. Terutama karena TikTok adalah sebuah platform sosial yang berbasis video. Ketika Douyin dan Musica.ly bersatu menjadi TikTok, fitur siaran langsung pun langsung disematkan, dan tentu saja langsung menjadi salah satu fitur yang banyak digunakan oleh para pengguna. Cara kerjanya sama dengan Live Stories yang dimiliki Instagram.
Twitch
Karena diperuntukkan untuk para pencinta gim, Twitch yang sudah hadir sejak tahun 2011 ini sudah didukung fitur siaran langsung sejak awal kehadirannya—sama seperti YouTube. Belakangan, pada 2015, YouTube kemudian meluncurkan YouTube Gaming yang dikhususkan untuk menjadi studio untuk para gamer sekaligus untuk menjadi penantang Twitch yang memang sejak awal hanya fokus pada game.
Pengaturan Twitch untuk siaran langsung hampir sama dengan YouTube. Sedikit kelebihan yang dimiliki Twitch adalah ia dapat diintegrasikan ke perangkat gim seperti Xbox One atau PlayStation hanya dengan beberapa langkah mudah.
Kehadiran fitur siaran langsung tidak hanya dilirik dan dimanfaatkan oleh media sosial pada umumnya. Platform sosial yang berfokus pada pengguna bisnis, LinkedIn, pun mulai memasuki arena permainan. LinkedIn baru-baru ini juga menguji coba fitur siaran langsung yang diperkenalkan untuk dicoba secara terbatas ke sebagian kecil pengguna tertentu.
Siaran langsung terbaik akan memberikan akses langsung kepada brand favorit dan influencer favorit. Siaran langsung sering digunakan untuk membuka diskusi, memberikan keintiman, atau Behind the Scene secara sekilas kepada penggemar brand atau influencer yang memang memberikan pengaruh yang cukup besar pada basis penggemarnya.
Siaran langsung mampu menciptakan iklim hangat dan pengalaman yang tidak dapat dihadirkan oleh media sosial tanpa siaran langsung, serta mampu menciptakan komunitas yang biasanya tidak ada di media sosial. Siaran langsung mampu membuat brand, influencer, dan komunitas memberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan penggemar dan menciptakan keterikatan. Jika seseorang memulai siaran langsung di media sosial, pengikut akan diberitahu oleh aplikasi agar mereka tidak ketinggalan.
Melalui siaran langsung, para penonton dapat mengajukan pertanyaan secara langsung kepada influencer atau brand favorit mereka tanpa sekat—atau real-time. Kemampuan siaran langsung yang dapat membuat penonton mengajukan pertanyaan secara langsung dan mendapatkan jawaban secara instan juga adalah sebuah kemutakhiran yang tidak dapat dipenuhi oleh platform media sosial sebelum siaran langsung.
Menariknya, rekaman siaran langsung ini dapat disimpan dan dibagikan untuk ditonton kembali. Dan hal menarik lainnya adalah, rekaman siaran langsung yang diarsipkan sering kali mendapatkan penonton jauh lebih banyak daripada ketika siaran langsung itu sendiri berlangsung.
Jika masih tidak yakin untuk memanfaatkan fitur siaran langsung pada tahun 2020 ini, mungkin statistik berikut ini dapat membantu:
- 80% konsumen lebih memilih menonton live video daripada membaca sebuah postingan.
- Video di Facebook Live ditonton tiga kali lebih lama daripada video biasa yang diposting ke beranda.
Give your Opinions