Masa Depan UGC dan Influencer Marketing

Hanya ada satu kata yang muncul sebagai hasil jika kita menggabungkan antara influencer marketing dengan User-generated Content (UGC) atau konten yang dibuat pengguna: Keberhasilan.

Influencer marketing sangat mirip dengan marketing tradisional dengan para selebritas (aktor, penyanyi, atlet, dll.), Namun, pengelolaan yang salah dari banyak kampanye dengan influencer menyebabkan jenis marketing ini memiliki reputasi yang buruk pada sektor tersebut.

Meski demikian, jika dilakukan manajemen yang tepat dan profesional, strategi komunikasi melalui influencer bisa sangat ampuh dan ekonomis. Kuncinya adalah mengetahui cara membedakan berbagai jenis influencer yang ada dan mengidentifikasi mana yang paling cocok dan relevan untuk setiap bisnis dan kampanye yang akan dijalankan.

Ada berapa dan apa saja jenis influencer?

Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan jenis influencer, tetapi dua terbaik yang hampir selalu direkomendasikan para ahli berdasarkan efektivitasnya yang sudah terbukti, adalah:

#1 Jenis influencer berdasarkan tujuan bisnis

• Brand Ambassador. Brand ambassador adalah influencer yang memiliki komunitas kecil, misalnya 10.000 atau 20.000 pengikut, tetapi terlihat menonjol karena mereka menjalin ikatan yang erat dengan brand dan dengan pasar spesifik dari komunitasnya. Oleh karena itu, brand ambassador memiliki efektivitas yang cukup tinggi. Ketika menjalankan kampanye dengan jenis influencer ini, disarankan untuk menjalin kerja sama atau hubungan jangka panjang.
• Influencer B2B. influencer B2B rata-rata memiliki jumlah pengikut yang cukup tinggi, antara 50.000 hingga 500.000 orang, dan mereka dicirikan sebagai bukan konsumen akhir, melainkan orang-orang dengan beberapa jenis bisnis di sektor yang sama.
• Influencer B2C. influencer B2C adalah yang paling populer dibandingkan dua lainnya yang telah disebutkan di atas. Biasanya mereka memiliki pengikut hingga 4 juta ke atas, meski karakteristiknya sangat heterogen. Oleh karena itu, influencer jenis ini lebih baik diperuntukkan untuk tujuan jangkauan yang luas, daripada menembus target spesifik.

#2 Jenis influencer berdasarkan volume komunitas

• Micro-influencer. Micro influencer biasanya memiliki pengikut antara 5.000 hingga 50.000 orang (berbeda-beda di tiap negara), tetapi menariknya adalah bahwa karakteristik pengikutnya cenderung berada di ceruk pasar yang sama. Karena itu, jenis influencer ini mampu menghasilkan keterlibatan atau engagement yang tinggi.
• Influencer Powerful. Influencer yang powerful ini memiliki pengikut di atas 50.000 orang, dengan cakupan yang lebih luas atau internasional. Nah, dalam hal ini, karena cakupan mereka internasional, tarif mereka pun cenderung lebih mahal, meski rasio keterlibatannya lebih rendah atau menurun.

Alat apa yang dapat digunakan untuk influencer marketing?

Bergantung pada proses yang akan kita lakukan, pasar menawarkan berbagai macam alat influencer marketing yang dapat digunakan. Namun, untuk mencari, menganalisis, membandingkan, dan memilih influencer, kami akan merekomendasikan StarNgage.

StarNgage adalah platform influencer marketing yang memungkinkan brand untuk menganalisis, menyesuaikan, mengelola, dan mengukur pemasaran dari mulut ke mulut, dan terhubung dengan para pembuat konten terbaik.

Apa itu UGC dan mengapa begitu kuat?

UGC (User-generated content) atau konten yang dibuat pengguna adalah sebuah strategi yang berupaya mendorong pengguna untuk membuat publikasi yang terkait dengan perusahaan itu sendiri. Bisa dikatakan, tujuan UGC adalah membuat setiap pengikut menjadi brand ambassador.

Ini adalah prinsip strategis dari apa yang disebut WOMM (Word-of-Mouth Marketing) atau pemasaran dari mulut ke mulut. Pentingnya terletak pada fakta bahwa jika dalam marketing tradisional opini positif klien rata-rata berdampak pada 7 orang, dalam marketing digital angka ini bisa jadi ratusan atau bahkan ribuan, tergantung pada cakupan jaringan setiap pengguna yang memproduksi konten.

Hal menarik mengenai strategi ini adalah brand tidak boleh meminta apa pun kepada pengguna apa yang harus mereka lakukan. Alih-alih, brand membuat kampanye kreatif, yang entah bagaimana mendorong pengguna untuk berpartisipasi secara alami dengan sendirinya.

Jika kampanye cukup kreatif dan berhasil, pengguna akan dengan senang hati membuat konten sendiri untuk brand tersebut. Salah satu contoh nyata dalam strategi ini adalah tagar #challenge yang ramai dan viral tanpa ada paksaan untuk mengikutinya.

Lalu, bagaimana membuat dan mengeksekusi kampanya jenis ini agar sukses?

Seperti yang sudah kita tahu, UGC bisa menjadi strategi yang sangat powerful, efisien, dan ekonomis. Sekarang, bayangkan Anda membayar seorang influencer untuk membuat UGC untuk brand Anda, atau mempromosikan konten UGC Anda. jawabannya, tidak diragukan lagi, hasilnya akan luar biasa. Kuncinya, sebagaimana yang kami sebutkan sebelumnya, adalah mengetahui bagaimana cara memilih dan mengelola influencer yang tepat dan relevan untuk konten dan kampanya Anda.

Sekarang, yang menjadi pertanyaan adalah:

• Berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk bekerja sama dengan influencer? Berapa tarif per influencernya? Jawabannya: Dapatkan Rate Card Influencer Kami Sekarang!
• Bagaimana menghitung ROI saat bekerja dengan influencer? Jawabannya: 4 Cara Mengukur ROI Berdasarkan Tujuan Spesifik pada Marketing Influencer

Dengan fakta-fakta tersebut, UGC atau konten yang dibuat pengguna nampak akan sangat menguasai masa depan marketing digital, setidaknya hingga beberapa tahun ke depan. Sekarang, pilihannya adalah mau mengambil kesempatan untuk terjun dan melihat langsung dampaknya terhadap brand Anda, atau diam saja sampai menyadari bahwa Anda telah tertinggal cukup jauh dari pesaing brand Anda.