Facebook baru-baru ini meluncurkan salah satu fitur andalan mereka: Facebook Shops.
Fitur baru ini adalah sebuah penawaran yang dapat membantu bisnis kecil tetap berjalan terutama selama masa pandemi ini. Atau mungkin yang lebih penting, fitur ini akan membantu bisnis dan brand dari berbagai skala untuk memperlihatkan produk mereka dan menghasilkan penjualan tanpa membuat pembeli harus keluar dari Facebook atau Instagram.
Oleh karena potensinya sangat besar. Facebook Shops memberikan brand kesempatan untuk memanfaatkan komunitas yang berisi lebih dari 2.6 miliar orang, melibatkan mereka dengan konten-konten yang relevan, dan mengarahkannya dengan cepat ke dalam saluran pemasaran untuk membeli dalam skala yang tidak tertandingi.
Dengan peluncuran Facebook Shops, Facebook berarti telah menambahkan komponen yang sangat penting yang memungkinkan pengguna menyelesaikan perjalanan pelanggan secara penuh, mulai dari pencarian, penemuan, hingga pembelian tanpa pernah meninggalkan platform.
Facebook Shops juga memberikan peluang besar dan luar biasa bagi pengiklan.
Hingga saat ini, Facebook terutama digunakan sebagai saluran untuk menemukan berbagai produk. Platform tersebut memiliki sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali visibilitas tentang produk mana yang benar-benar dibeli oleh pengguna secara individu.
Dengan kata lain, karena pemasar sudah mengarahkan pengguna ke e-commerce mereka untuk menyelesaikan pembelian, berarti kita hanya melihat sebagian kecil dari perjalanan pelanggan dan hanya bagian paling atas dari saluran pemasaran.
Penambahan Facebook Shops menghilangkan banyak titik buta yang dimiliki platform dalam hal perilaku pembelian pelanggan. Dengan menambahkan komponen social commerce ke dalam platform, Facebook sekarang memiliki informasi yang jauh lebih baik terkait intensi pembelian. Data tersebut dapat membantu pengiklan menargetkan ulang para pelanggan yang tidak menyelesaikan pembelian mereka.
Bisnis yang ingin memanfaatkan Facebook Shops kemungkinan akan meningkatkan investasi iklan mereka dalam upaya mendorong konsumen untuk membeli produk mereka di Facebook atau Instagram.
Kemungkinan lebih banyak iklan yang mengalir ke platform menyenangkan pasar, seperti yang dapat dilihat dari bagaimana harga saham Facebook tumbuh ketika Facebook Shops pertama kali diumumkan.
E-commerce sudah ada dan menjamur sekitar satu dekade terakhir, tetapi munculnya Facebook Shops menjadi penanda bahwa social commerce berada pada titik perubahan. Meskipun Instagram sudah lebih dulu hadir dengan fitur Shop-nya, kehadiran Facebook Shops membawa social commerce ke level yang benar-benar baru.
Seiring dengan semakin banyaknya orang yang terlibat dengan produk melalui media sosial, akan ada manfaat signifikan bagi brand dan pengguna untuk membeli secara langsung tanpa meninggalkan media sosial.
eMarketer baru-baru ini mengumumkan bahwa diekspektasikan lebih dari 75 juta pengguna media sosial di Amerika Serikat berusia 14 tahun atau lebih tua akan melakukan setidaknya satu pembelian dari saluran media sosial pada tahun 2020, naik 17.3% dari tahun 2019.
Prediksi kami: social commerce dan e-commerce pada akhirnya akan jadi satu dan sama.
Facebook adalah platform media sosial terbesar yang memberikan penawaran yang kuat terkait social commerce, tetapi Facebook bukanlah yang pertama—kita semua tahu itu.
Faktanya, pionir social commerce berasal dari Asia. WeChat jauh lebih dulu memulai dan mendahului perusahaan-perusahaan di Barat sana dalam memulai pengalaman berbelanja pelanggan melalui media sosial dari awal hingga akhir.
WeChat telah memulai program mini di dalam aplikasi yang memungkinkan pengguna melakukan proses belanja tanpa harus keluar dari WeChat. Menurut WeChat, per Oktober 2019 ada lebih dari 1 juta program mini WeChat dari lebih dari 200 industri.
Penting untuk dicatat bahwa perjalanan pelanggan social commerce pasti terasa sangat berbeda bila dibandingkan dengan perjalanan pelanggan e-commerce tradisional. Hal tersebut disebabkan oleh social commerce yang menuntut konten yang sangat menarik, imersif, dan interaktif.
Facebook memiliki posisi yang krusial untuk menjadi pemimpin di social commerce, bukan hanya karena skalanya yang tak tertandingi, tetapi juga karena mereka memiliki begitu banyak pilihan dalam hal menciptakan pengalaman berbelanja yang interaktif, mulai dari video siaran langsung orang-orang yang berinteraksi dengan produk hingga menggunakan AR (augmented reality) atau VR (virtual reality) untuk memberikan kesempatan kepada konsumen untuk mencoba produk dalam pengaturan virtual.
Dan karena Facebook menginzinkan brand dan kreator yang menggunakan alat penyiaran langsungnya untuk menandai produk di dalam video mereka, saluran belanja bergaya QVC pun dapat ditemukan di Facebook maupun Instagram, membuat influencer dapat menyambungkan sponsor mereka bahkan ketika sedang melakukan siaran langsung.
Singkatnya, cara orang berbelanja di dunia Barat berpotensi untuk berubah selamanya berkat pengenalan Facebook Shops.
Konsumen akan dapat dengan mudah menemukan toko bisnis dari halaman Facebook, profil Instagram, atau dengan menggeser ke atas ketika menonton Instagram Stories. Begitu mereka tiba dan mendarat di Facebook Shops tertentu, brand yang pintar akan punya cara untuk membuat mereka melakukan pembelian pada saat itu juga. Dan Facebook akan mendapatkan untung dengan menawarkan solusi periklanan untuk menangani seluruh perjalanan pelanggan.
Give your Opinions