3 Strategi Marketing Instagram di Tengah Pandemi

2020 adalah tahun yang penuh dengan kejutan, dan tidak seorang pun memprediksi tahun 2020 yang baru saja berlalu adalah tahun yang paling berbeda dalam sejarah manusia modern. Munculnya pandemi ini pun akhirnya menciptakan urgensi baru di ranah online dan strategi monetisasi.

Sebelum pandemi, bagi banyak bisnis menengah dan besar yang sudah mapan, audiens media sosial yang terlibat dengan konten mereka lebih berorientasi pada audiens yang “menyenangkan untuk dimiliki” daripada audiens yang “harus dimiliki”. Sekarang, bisnis-bisnis yang dulunya bergantung penuh pada strategi pemasaran konvensional harus memutar otak untuk bertahan di era yang serba digital seperti sekarang.

Nah, jika Anda adalah pemilik bisnis atau seorang pemasar yang terhitung baru dalam mengenal media sosial, salah satu platform utama dan terbaik yang sebaiknya Anda fokuskan adalah Instagram. Kenapa? Karena jika dimanfaatkan dengan baik dan benar, Instagram akan menjadi salah satu platform terbaik untuk tumbuh secara organik, dan secara perlahan akan membantu bisnis Anda tumbuh dan menjadi bersinar di antara bisnis serupa yang tidak memanfaatkan kekuatan Instagram.

Kreativitas dan konsistensi

Kunci utama untuk bertahan dalam strategi marketing Instagram adalah kreativitas dan konsistensi. Kreativitas, bagaimanapun, akan selalu menjadi motor permainan dalam platform media sosial mana pun—terutama di Instagram selaku media sosial dengan pengguna paling banyak dan paling aktif di muka bumi saat ini.

Jika Anda tidak bisa berpikir out of the box dan meluangkan sekitar lima menit waktu untuk memikirkan sesuatu yang baru, segar, dan berbeda, maka kemungkinan besar Anda melewatkan sesuatu yang disebut: Mencoba.

Berpikir out of the box dan mencoba bukan berarti Anda harus melakukan segala hal dan menjadikan apa pun sebagai konten di media sosial, melainkan Anda harus memperlihatkan satu kesatuan yang lebih dari sekadar memamerkan betapa hebatnya bisnis Anda—bisa berupa tema yang konsisten, tagar dengan isi postingan yang tak berkesudahan ketika diklik, hingga “memaksa” pengguna lain untuk membuat konten untuk Anda.

Konsistensi adalah bagian paling krusial, terutama jika Anda adalah brand baru yang baru akan membangun kesadaran di Instagram. Kecuali bisnis Anda sudah mapan, melakukan posting seminggu sekali tentu tidak begitu jadi masalah.

Jika Anda bisa berkomitmen untuk menerapkan kreativitas dan konsistensi pada marketing Anda, maka tiga strategi organik berikut ini akan memberikan visibilitas yang akan bertahan bahkan hingga pandemi ini berakhir:

#1 Konten berbasis cerita

Cerita sangatlah powerful, terutama cerita yang menyentuh dan mempermainkan emosi yang dapat mendorong keputusan pembelian.

Cerita yang manusiawi, sesuai dengan citra brand, dan terhubung dengan perjalanan pelanggan akan menang—kapan pun itu. Di Instagram, konten semacam ini bisa saja muncul di Feed atau Stories, atau keduanya. Jika ditulis dengan baik, jenis konten ini akan menarik pengunjung ke halaman produk atau layanan Anda, libatkan emosi mereka dan buat mereka melakukan sebagaimana yang Anda ingin mereka lakukan—tanpa terlihat seperti sedang menyampah.

Contoh postingan yang digerakkan oleh cerita bisa dimulai dengan cerita asal-usul perusahaan, pendiri dan pendiriannya, bagaimana pertumbuhan perusahaan, dan bagaimana pelanggan memiliki andil yang sangat besar dalam proses pertumbuhan itu.

Gambar carousel disertai cerita perjalanan pertumbuhan akan membantu postingan tersebut mendulang interaksi yang lebih banyak dari biasanya.

Tanpa cerita yang bagus dan menarik, dua strategi berikutnya akan jadi sia-sia.

#2 Video

Dengan dirilisnya Instagram Reels yang menjadikan TikTok kini memiliki pesaing, maka dapat dipastikan bahwa konten pemenang di media sosial untuk tahun 2020 dan 2021 ini adalah konten video; video pendek, video panjang, video siaran langsung—semuanya menang.

Video, secara umum, selalu memberikan tingkat keterlibatan yang lebih tinggi dibanding jenis konten lainnya. Alasannya sederhana: Karena orang-orang lebih menyukai konten dengan visual yang bergerak. Dan, Instagram sudah cukup dikenal sebagai bentuk baru televisi lewat IGTV.

Para pembuat konten dan pemilik bisnis sering kali terlalu fokus pada bagaimana membuat video yang outstanding. Padahal, sebetulnya, poin pertama dan utama harusnya terletak pada penceritaan yang menarik untuk menarik atensi audiens sebaik mungkin.

Instagram Live

Instagram Live dapat berfungsi ganda sebagai platform untuk menjangkau influencer. Instagram Live bisa dilakukan secara spontan maupun terencana. Idealnya, Anda dapat mencoba dua pendekatan tersebut. Jika bisnis Anda menuntut untuk selalu tampil di depan kamera, perencanaan yang matang akan lebih baik. Jika Anda menjalankan bisnis yang dapat memberikan keuntungan finansial lewat marketing influencer, maka manfaatkan Instagram Live sebagai ujung tombak yang nyata—buat percakapan yang melibatkan influencer atau orang-orang dengan nama besar untuk membahas sesuatu yang menarik seputar topik yang telah direncanakan untuk menginspirasi audiens sekaligus membangun otoritas.

Instagram Stories

Instagram Stories dapat memberikan gambaran yang mendalam tentang bisnis Anda.

Anggaplah, idealnya Feed di Instagram Anda memiliki tingkat kurasi yang tinggi untuk mempertahankan estetika brand, tetapi Stories lebih cenderung ke arah yang sifatnya dadakan. Anda bisa menggunakan Stories untuk memamerkan sejarah perusahaan atau aktivitas di balik layar yang belakangan banyak digemari orang-orang untuk ditonton. Atau, Anda mungkin sedang meluncurkan produk baru dan pesanan membludak? Tunjukkan proses pengemasan di gudang bersama para karyawan dan lakukan improvisasi kecil seperti menanyakan keseharian atau hal lainnya yang relevan.

Selama pandemi, orang-orang cenderung menginginkan kontak atau percakapan dengan manusia sungguhan lebih dari sebelumnya—maka tetaplah menjadi nyata untuk audiens dengan cerita-cerita yang menarik dan memperlihatkan wujud sungguhan.

#3 Tagar tertarget

Jika Anda pernah berpikir untuk membeli pengikut palsu dengan harapan mampu menjadi daya tarik untuk audiens mengikuti akun Anda di Instagram, maka sebaiknya urungkan niat itu. Membeli pengikut di Instagram hanya akan membuat akun Anda terlihat menarik sesaat. Begitu mereka melihat kesenjangan antara angka pengikut dengan rata-rata keterlibatan tiap postingan, Anda akan kehilangan calon pelanggan potensial untuk selamanya.

Alih-alih, coba fokuslah pada penggunaan tagar yang tertarget, baik dalam postingan maupun dalam setiap interaksi yang Anda buat, dan mulailah lihat hasilnya.

Sebagai contoh, anggaplah bisnis Anda adalah bisnis kafe (kopi) yang berada di Kota Bandung. Gunakanlah tagar yang sesuai dengan produk Anda, lokasi, dan hal relevan lainnya. Anda dapat menggunakan tagar #kopibandung sebagai tagar yang umum diklik orang ketika mencari tempat ngopi di Bandung. Dalam hal postingan, Anda dapat menggunakan tagar tersebut untuk setiap postingan, dan mencari orang yang menggunakan tagar sama dan menciptakan interaksi dengan mereka. Dengan cara ini, kesadaran akan terbangun, audiens akan melihat keberadaan Anda dan kemungkinan terbaiknya adalah mereka akan mengikuti akun Anda. Inilah yang disebut penargetan yang akan menghasilkan sesuatu yang organik lewat aktivitas nyata sebagaimana yang dilakukan akun-akun yang dikelola oleh manusia sungguhan.

Strategi keterlibatan organik ini adalah strategi yang tidak akan pernah mati karena interaksi benar-benar terjadi antara manusia sungguhan—dan orang-orang menginginkan itu.

Kini, kita telah memasuki tahun 2021 dan pandemi yang sudah dimulai sejak Desember 2019 ini masih belum akan mencapai titik hentinya. Kemungkinan masalah yang dihadapi bisnis terkait pandemi masih akan terus berlanjut. Namun, dengan mengadopsi strategi marketing yang berhasil dengan mempertahankan kreativitas dan konsistensi, Anda dapat mempersiapkan diri untuk kesuksesan jangka panjang yang akan bertahan bahkan setelah 2021 dan pandemi ini berakhir.