Mega atau Micro-Influencer, Mana Lebih Baik?

Akhir-akhir ini memang ramai sekali perbincangan tentang betapa banyaknya manfaat jika bekerja sama dengan influencer. Kami pun semakin banyak mendengar dari brand dan agensi tentang semakin ketatnya persaingan antara mega dan micro-influencer. Tentu saja kata “persaingan” di sini konteksnya menuju ke arah yang positif.

Sejak peluncuran platform StarNgage pada tahun 2015, kami sudah bekerja sama dengan ribuan influencer dari kategori micro-influencer di seluruh dunia dalam berbagai kampanye digital setiap harinya. Sering kali, kami menggerakkan kampanye yang menggabungkan keduanya antara mega dan micro-influencer dalam menciptakan konten brand yang kuat dan dijalankan di berbagai saluran media digital dan juga blog.

Sebagai catatan, kami senang bekerja sama dengan influencer dari berbagai level, dan percaya bahwa pada akhirnya semua ini adalah tentang menemukan kreator konten yang tepat agar brand bisa dengan cepat mencapai tujuan mereka—entah hal tersebut membawa brand menemukan audiens baru, atau menautkan brand kepada gaya hidup yang lebih spesifik dan aestetik, atau mendorong engagement yang lebih kuat terhadap produk atau layanan tertentu dari sebuah brand—dan bukan hanya berfokus semata pada jangkauan yang luas.

Berikut ini adalah beberapa hal kunci yang patut dipertimbangkan sebelum memutuskan antara mega atau micro-influencer.

Kebergaman Jangkauan vs. One-Stop-Shop

Micro-influencer, secara agregat, mampu membawa jangkauan yang luas dan akses ke audiens tertarget yang lebih spesifik dan cerdas—sesuatu yang akan sulit ditiru oleh satu mega-influencer. Di sisi lain, mega-influencer membawa PR dan nilai branding secara langsung. Untuk memanfaatkan keduanya, maka memang sebaiknya menggunakan keduanya dalam kampanye marketing digital selanjutnya untuk hasil yang maksimal dan jangkauan yang merata serta lebih luas. Harapannya, jenis kampanye ini akan lebih banyak dilakukan di masa yang akan datang.

Kejenuhan Sponsorship vs. Pengalaman Berkampanye

Mega-influencer lebih berhati-hati dalam berurusan dengan brand—mereka memiliki studi kasus, rate card, dan (sering kali) mempekerjakan agen berdedikasi tinggi yang akan bolak-balik mengurusi perkara ini sebelum menyetujui kesepakatan dengan influencer terkait. Tetapi, brand juga harus mengambil risiko membayar mega-influencer yang “over-sponsored” (setiap posnya ditandai dan pada akhirnya berpotensi melemahkan hubungan mereka dengan audiens mereka). Para pengikut dari mega-influencer tersebut kemungkinan mengikuti akun brand karena rekomendasi dari mega-influencer yang diikutinya, bukan berdasarkan ketertarikan atas kontennya. Selain itu, mega-influencer kemungkinan tidak begitu antusias atau rela untuk benar-benar menciptakan konten yang luar biasa untuk brand sebab mereka bisa saja terlibat dalam banyak kampanye di waktu yang sama.

Sementara itu, micro-influencer, di sisi lain, mungkin membutuhkan banyak sokongan sepanjang proses kampanye yang kemudian diperkuat oleh fakta bahwa kebanyakan kampanye micro-influencer akan membutuhkan banyak micro-influencer sekaligus dalam satu kampanye.

Administrasi Kampanye

Marketing influencer, yang dilakukan dengan baik, bukanlah pekerjaan yang mudah. Ada beberapa jenis administrasi yang diperlukan untuk memastikan pelacakan dan pengoptimalan terus dilakukan untuk meningkatkan kesuksesan sebuah kampanye.

Saat bekerja dengan mega atau micro-influencer, tentu saja prosesnya tidak semudah dan sesederhana cara media tradisional. Dengan mega-influencer, Anda harus memiliki kemampuan negosiasi yang baik sebab mereka punya agen yang jelas andal di bidangnya, dan dengan micro-influencer, akan ada pekerjaan administratif tambahan sebab harus dilakukan identifikasi terhadap influencer, jangkauan, dan pelacakan yang tepat untuk setiap konten yang berasal dari kampanye yang ada.

Platform seperti StarNgage dapat membantu brand untuk menentukan influencer yang tepat sehingga mereka hanya perlu fokus ke keseluruhan strategi dan tujuan serta sasaran kampanye mereka.

Kontrol dan Estetika Brand

Bisa jadi hal yang sulit untuk mengidentifikasi satu set micro-influencer yang sesuai dengan keinginan dan estetika brand dalam skala—dengan mega-influencer, Anda hanya harus menemukan satu dan semuanya sudah siap! Selain itu, mega-influencer punya pengetahuan lebih mendalam tentang bagaimana cara terbaik menceritakan kisah tentang brand Anda kepada khalayak berdasarkan pada pengalaman mereka menangani jenis kampanye serupa sebelumnya. Jam terbang memang cukup menentukan dalam hal kolaborasi dengan brand.

Salah satu yang kami lakukan di StarNgage adalah dengan memperkenalkan para influencer aktif sehingga dikenal di seluruh dunia lewat Spotlight. Tim kami berkomunikasi dengan para influencer setiap waktu sehingga mudah untuk menentukan influencer yang tepat untuk sebuah brand ketika diperlukan.

Efisiensi Biaya

Akhirnya, tibalah di bagian paling vital yaitu biaya besar yang harus dikeluarkan untuk sebuah kampanye marketing influencer, dan hal yang memberikan rispek pada pilihan antara mega atau micro-influencer.

Dengan basis CPE (cost per engagement) murni, ada banyak nilai yang bisa ditemukan saat bekerja sama dengan micro-influencer. Berikut ini adalah perbandingan menggunakan banyak micro-influencer sekaligus dengan satu mega-influencer dengan biaya yang relatif sama.

Sumber: Digiday/eMarketer

25 micro-influencer pada akhirnya mampu menjangkau 524.000 impresi secara agregat, yang mempertahankan engagement rata-rata saat disandingkan dengan hasil capaian satu mega-influencer. Anggaran yang sama membuat kita menjadi mega-influencer dengan jangkauan sekitar 250.000 dan engagement yang hampir sama saja, kira-kira setengah dari hasil yang mampu dicapai oleh micro-influencer.

Tentu saja, perlu diingat juga bahwa ada beberapa faktor tambahan yang memengaruhi:

#1 Faktanya adalah influencer dan brand ikut terlibat. Biaya untuk mega dan micro-influencer dapat dinegosiasikan dan tergantung pada proyek kampanye, dan afinitas natural influencer terhadap brand (misalnya, mereka mungkin senang memberikan hasil kerja lebih jika mereka bekerja dengan brand yang benar-benar mereka sukai)

#2 Jenis konten yang dibuat. Ada perbedaan komisi yang besar ketika meminta influencer untuk membuat sebuah video daripada hanya sekadar pos biasa tentang brand terkait.

#3 Manfaat bekerja sama dengan mega-influencer adalah hasil engagement yang sering kali melebihi ekspektasi (misal: tayangan melalui pers atau resonansi yang mungkin tidak dapat diukur melalui like, komentar, dan juga share yang murni).