Dengan tekanan yang bertubi-tubi dalam marketing influencer, influencer menyita perhatian dengan terus-menerus mendaki hasil pencarian di mesin pencari Google hingga ke level tertinggi dan menjadi ancaman bagi para pemasar tradisional, dan tahun 2016 sepertinya menjadi tahun terakhir industri tersebut berkuasa.

Seiring berjalannya waktu dan semakin matangnya industir marketing influencer, teridentifikasi setidaknya ada 7 tren yang terbentuk antara brand dan influencer yang menjadi kunci sepanjang tahun 2017 ini, dan hal ini seharusnya menjadi peringatan untuk para pemasar tradisional.

#1 Kebangkitan Micro-Influencer dan Kemampuan Target Topik Skala

Dengan tersedianya teknologi marketing influencer yang membantu penemuan influencer, pembayaran, komunikasi, manajemen kampanye, pengukuran dan analisis, pemasar menikmati peningkatan fleksibilitas dan skalabilitas dalam bekerja bersama influencer. Tahun 2016 adalah tahun kebangkitan micro-influencer yang selanjutnya dibarengi dengan brand yang mengambil beberapa dari kelompok influencer kecil di mana mereka membangun hubungan bersama untuk menarget pasar tertentu dari basis pengikut influencer, sehingga mampu mendorong engagement yang lebih kuat sekaligus juga mengatasi masalah di sisi influencer yang tentu saja harus bekerja lebih keras.

Berkaca pada kampanye terakhir yang kami jalankan, micro-influencer berhasil meningkatkan engagement dua kali lebih banyak daripada kampanye yang sebelumnya pernah dilakukan oleh influencer yang lebih besar. Beruntunglah, teknologi telah membuat prospek untuk bekerja sama dengan micro-influencer ini menjadi lebih efisien dan tidak lagi menakutkan, serta jauh lebih terukur. Pada tahun 2018 yang sudah di depan mata, terlihat hal ini akan terus tumbuh dengan pesat.

#2 Teknologi Mendorong Efisiensi untuk Pemasar dan Influencer

Terlepas dari efisiensi dalam proses pengelolaan kampanye bagi pihak pemasar, platform Marketing Influencer juga mendorong efisiensi dari pihak influencer. Kemampuan pemasar untuk melebarkan sayap untuk bekerja dengan lebih banyak lagi influencer berarti membuka peluang juga bagi influencer untuk menerima lebih banyak konten bersponsor. Influencer yang lebih kecil akan segera menerima tawaran pertama mereka dan terus melesat, sementara influencer yang lebih besar akan terus menerima lebih banyak kesempatan lagi. Pada akhirnya lewat beberapa proses berkelanjutan seperti ini akan membuat influencer besar dan kecil berada pada satu garis lurus.

Hal ini, pada saatnya nanti akan mendorong lebih banyak likuiditas dan efisiensi penetapan harga di pasar. Dalam beberapa kasus, kami menemukan bahwa influencer dengan jam terbang lebih tinggi lebih percaya diri untuk menentukan harga yang kompetitif, mendorong ROI yang lebih baik bagi pengiklan yang secara tidak langsung mendorong semakin banyak program marketing influencer.

#3 Memanfaatkan Influencer untuk Menangani Lebih Banyak Titik Sentuh Konsumen di Kanal Digital

Dengan fakta bahwa 88% perempuan mengikuti influencer mereka pada dua atau lebih dari dua kanal, pemasar yang cerdas memanfaatkannya dengan meminta influencer untuk menciptakan konten untuk beberapa platform untuk menarik lebih banyak perhatian khalayak. Hal ini memungkinkan pemasar memanfaatkan kemampuan influencer untuk menyesuaikan konten dengan kanal sosial terkait agar dapat melibatkan target dengan sebaik-baiknya sambil memainkan titik sentuh pada pelanggan untuk menghindari kejenuhan.

Sejak tahun 2016, banyak brand yang mulai beralih dari yang tadinya hanya fokus pada satu atau dua kanal, kini mulai memikirkan untuk bekerja dengan influencer yang mampu mempromosikan kampanye pada sebanyak mungkin platform dengan konten yang disesuaikan (blog, jejaring sosial, hingga chatbox) dan hal ini semakin meluas hingga akhir 2017 ini. Promosi layanan-layanan ini bahkan sudah mulai merambah dunia profesional seperti LinkedIn dan tidak menutup kemungkinan peluang ini akan dimanfaatkan untuk menciptakan kanal baru yang lebih relevan di masa yang akan datang.

#4 Kedalaman, Hubungan Jangka Panjang Influencer, Semuanya Dioptimalkan oleh Data

Pemasar yang cerdas akan mendorong influencer hingga batas tertinggi. Mereka akan mampu menemukan nilai lebih saat membangun hubungan jangka panjang dengan influencer, mulai dari jangkauan pemirsa influencer terkait. Dari sudut autentisitas konten, ini akan mendorong cara penyampaian pesan brand melalui influencer terus diperbaiki dan diimprovisasi dengan baik dari waktu ke waktu, mendorong engagement dan resonansi yang semakin kuat antara brand dan konsumen.

Bagi influencer sendiri, menjalin hubungan jangka panjang dengan brand berarti mereka akan menjangkau lebih dan lebih. Setelah menjalin hubungan yang baik, mereka tidak akan terganggu dengan peluang-peluang lain di luar sana dan akan lebih termotivasi pada bagaimana mereka memberikan nilai kembali kepada brand yang telah memberikan mereka kesempatan. Dan ini adalah strategi yang brilian.

#5 Tentukan Berdasarkan Kategori: Bekerja dengan Influencer yang Tepat Sesuai Estetika dan Gaya

Brand fashion seharusnya tidak hanya berfokus dan membatasi diri untuk merancang busana saja. Pemasar bisa saja mencari influencer yang berfokus pada brand mereka—temukan influencer yang benar-benar pas—sementara dari sisi strategi mampu mencari tahu cara lain untuk menjangkau lebih banyak lagi di luar dari kategori inti mereka. Free People adalah contoh brand fashion yang tidak hanya memanfaatkan influencer untuk brand fashion mereka tetapi juga memanfaatkan kategori lain—makanan—untuk menjangkau lebih banyak peminat karena trafiknya jauh lebih besar dan mereka memanfaatkannya dengan baik melalui strategi SEO untuk mendulang trafik yang sangat tinggi.

#6 Pengukuran yang Kuat untuk Konten yang Lebih Baik dan Autentik

Dengan analisis dan pengukuran yang semakin kuat, engagement menjadi KPI nomor satu untuk pemasar sejak tahun 2016 melampaui jangkauan dan trafik. Influencer setuju. Influencer yang cerdas mengerti bagaimana cara terbaik untuk melibatkan penonton mereka. Kami memperhatikan dan memberikan akses lebih kepada pemasar agar mereka bisa lebih mudah mengidentifikasi kreator konten yang aktif dan benar-benar mampu mendorong engagement. Selain itu, kami juga bekerja dengan brand untuk memastikan bahwa tingkat kontrol kreatif diberikan kepada influencer yang akan membuat konten yang akan menghasilkan engagement tersebut.

#7 Marketing Influencer menjadi Mainstream dan Mengundang Regulasi Resmi (Tapi Bukan Hal Buruk!)

Sebagai marketing influencer yang terus berkembang dan terus menjadi pilihan karena memiliki alat yang tepat bagi pengiklan, maka regulator pun menaruh perhatian. Komisi federal perdaganan dunia atau FTC semakin spesifik pada bagaimana brand bekerja dengan influencer tanpa melebih-lebihkan konten bersponsor serta benar-benar menyukai brand yang mereka promosikan. Hampir setengah dari pemasar tidak benar-benar mengetahui acuan dari FTC mengenai hal ini sehingga butuh edukasi lebih baik dan jelas antara pemasar dan juga influencer untuk mencegah terjadinya kesenjangan saat melakukan kampanye. Diharapkan juga hal ini bersifat dinamis dan fleksibel agar dapat diubah sewaktu-waktu dan tidak memberatkan kedua belah pihak baik itu brand maupun influencer.

Itulah 7 tren kunci yang terbentuk antara brand dan influencer sepanjang tahun 2017 ini dan tidak menutup kemungkinan inovasi dan improvisasi yang terus terjadi di dunia marketing influencer akan melahirkan tren baru yang semakin diminati.